Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Beku Di Hatimu

Maaf telah menanam beku di hatimu Sebab cinta terlalu gila kuredam sendiri Sementara butir cinta luruh dari matamu Aku terjerembap dalam sesal yang menjadi Maaf telah menyirami kelopak rindu di hatimu Hingga kita tersadar dipertemukan kecup senja yang berbeda Menahan rasa di seuntas jingga sore perlahan tiada Membawa pergi ranum cintamu dari ranting hatiku

Seribu Lilin Untuk Angeline

Mari kita menabur bunga Pada rupa peristiwa Yang menguras air mata Dan remuk redam rasa di dada Atau amuk murka di kepalan tangan yang tak percaya Mengapa masih ada iblis berwajahkan manusia Merenggut nyawa semudah melepas ucap kata Mari kita nyalakan seribu lilin Pada nurani yang mati Ditelanjangi dikoyak emosi Disumpal oleh akal sehat yang tuli Tak lagi dengarkan rintih bocah minta henti Dari jerat tali di leher yang melingkari Mari kita bermawas diri Sebab kejahatan selalu mengintai Dari balik tatap orang terdekat yang tak pernah pergi Meninggalkan kecurigaan bahkan ketakutan yang ngeri Nyatanya tragedi memilukan kembali terjadi Dan mari kita berdoa Semoga tak pernah ada episode 'Angeline' lainnya #SadnessPoemForAngeline

Tuhan Yang Lain

Tembuni malam merayap membawa diam Di selasar kardus tubuh-tubuh terbujur dipeluk cekam Dibelai angin liar perlahan tajam merajam Di penghujung gelap Tuhan diserapahi geram Tuhan hanyalah sekumpulan uang Diburu sedari gelap hingga petang menghilang Dicari meski acapkali menghalalkan curi Menelanjangi malu yang tak henti berkali dicabuli Tuhan hanyalah sekumpulan rupiah jiwa serakah Yang merampas tangis malaikat di lengang malam sujud dan tengadah Membawa doa-doa ke langit muram yang tabah Menyaksikan geliat manusia tak lagi ber-Tuhan Maha Pemurah