Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Mungkin Aku Membenci Waktu

Mungkinkah aku mulai membenci waktu? Yang terus mengelabui ke masa lalu Sekeras hati coba menebas ragu Seribu langkah terasa keliru Ranum cinta belum saatnya kupetik di malam itu Maafku Terpenjara waktu

Menuliskanmu Dalam Puja

Terkadang aku lupa dimana letak kata Sekelabat saja singgahi pikir lalu tiada Entah kusimpan dalam kusut jerami rasa Lepas dari cekat eja ucap yang terbata Sementara aku lumpuh dalam diam Kau tiba-tiba datang membawa sebilah tajam Tatap mata yang menyiratkan cinta paling dalam Padahal rindu telah kukebumikan di gelap padam Duhai cinta Aku tak ingin lagi melihat tangis pena Menyendiri ditimbun waktu pun debu jelaga Maka cukup biarkan aku menuliskanmu dalam puja Sebanyak rindu yang aku punya Agar tak ada lagi yang terluka

Papua, Tangis Luka Yang Tak Pernah Digubris

Aku tahu kau merintih Tubuhmu terus dilubangi perih Rahimmu emas, namun rakyatmu diperbudak malas Kau lahirkan harta durhaka lalu pergi dan tandas Meninggalkan papuamu dengan telanjang Lewat kontrak sinting yang terus diperpanjang Tertawalah si tuan asing di negeri kita yang jalang Dijaja murah di secarik hitam putih yang membuat berang Aku tahu kau menangis Luka-lukamu tak pernah digubris Tanahmu subur, namun gunung-gunung dibiarkan saja hancur Dipeliharalah buncit pejabat dan oknum-oknum lacur Menjamahi setiap jengkal tembuni bangsamu yang tersungkur Hanya menunggu kapan tiba saat dikubur Aku tahu kau terluka Namun sajak-sajakku tak akan henti bersuara Dengan segenap jiwa mari kita jaga Papua tercinta Tangerang, 10 September 2015

Hutan Dan Berita Sampah

Di Kalimantan hutan tiap tahun berduka Menangisi lahan dilahap panas api yang tertawa Menjalankan titah si tuan serakah menjamah belantara Ditukarnya paru-paru dunia dengan rakus harta Dilucutinya gunung-gunung dengan segala rupa cara Di Sumatera hutan tiap tahun menjadi pemangsa Menjelma pekat asap menghantui jalan-jalan raya Sekolah-sekolah dipaksa lumpuh dari aktifitasnya Rutinitas warga dipaksa henti dari kesibukannya Di Indonesia kebakaran hutan hanya secuplik berita sampah Hari ini ada di ruang baca dan dengar berita kesah Esok dilupakan dilempar masuk keranjang basah Tiada tindakan Tiada pengusutan Tiada kurungan Dan kembali harus kuucapkan: "inilah negeri kepura-puraan"

Harus Kutemukan Jawaban

Sebentar.. Biar saja senyum rekah di bibirmu melukis hambar Cukup kutatap lebih dalam makna ucap matamu yang tegar Meski berkali jantungku dimangsa debar Harus kutemukan jawaban Tentang hatimu yang menyimpan kepak sayap cinta di benam kerinduan