Duhai hujan Yang membawa serdadu berjuta ribu Pantas saja aku tak berlari terburu Melihat jatuhmu di jalan tak berbatu Di tanah sawah yang mendenguskan napas rindu Rupanya telah lama aku tak menikmati Tarikan belut di dalam lubangnya sendiri Melawan tipu daya diumpan cacing lugu Hingga menyerah keluar ia membawa malu Menelan kail umpan yang tak lagi nikmat diburu Ah, di ibu kota tak kutemukan alam yang jenaka Bermain dengan suara angin mengibas raga Berjingkat kaki di tengah sawah yang basah Sembari menunggu sore bawakan senja merah Bersama kumandang adzan dari segala arah Ah, rupanya esok aku harus kembali Ke kota kelahiranku yang masih tak terganti Sebab di sana ada mimpi-mimpi Yang masih harus kudaki Akan kutinggalkan kuncup rindu di sini Sebagai bekal esok kukembali