Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Anak Indonesia Itu Hebat!

Gambar
19 Agustus 2017, Lebak-Banten —True story— Siang itu, selepas perjalanan jauh naik turun bukit, masuk ke desa-desa yang menguras fisik untuk menemani keluarga bertandang ke rumah calon besan dari adik, tepatnya di kampung Cikaak, Desa Giriharja, Lebak-Banten, saya duduk-duduk sambil ngemong jagoan di warung kecil milik si calon besan. Kebetulan tutup warungnya. Entah tutup karena hari sabtu, atau memang penghormatan pada rombongan tamu yang hadir ke rumahnya. Yang tetap dilayani adalah jual beli bensin dalam bentuk Pertamini. Karena memang cuacanya yang terik di siang bolong, jadilah saya memilih berteduh di warung itu, selain karena alasan kesehatan untuk jagoan kecil, sebab dua keluarga yang sedang berkumpul di rumah calon besan itu sedang terlibat perkelahian sengit. Tepatnya perkelahian asap rokok dari banyak individu yang sedang berbincang santai di dalam ruangan utama, alhasil penuh sesaklah ruangan itu oleh asap putih makhluk halus bergentayangan. Karena saya bukan perokok, dan...

Pendusta Agama

Al-Maa’uun 1/2/3/ Tengoklah itu para pendusta agama Gemar menumpuk harta namun lupa Kapan terakhir kali berbagi bahagia Sisihkan secuil saja apa yang dipunya Untuk mereka kaum tak berada Anak-anak yatim dan kaum miskin berwajah iba Yang terkadang pergi membawa ngiang ucap hardik tinggalkan luka 4/5/ Sungguh celaka orang-orang sholat itu Masih saja lalai menunda-nunda waktu Sementara Tuhannya terus merayu Dalam seruan kumandang adzan bersahut beradu 6/ Merekalah yang sedikit ibadah namun wah dibungkus riya’ Diberitakannya sujud dan doa di aneka sosial media Dibagikannya puja dan amal dalam foto penuh bangga Meski sejatinya hanya ilusi yang akan dibawa Tak pernah menjadi bekal apa-apa 7/ Masih pantaskah kita mendamba surga? Sementara memberi masih menderma sisa Menyisihkan apa yang tak lagi guna Sungguh celaka!                                                 Tangerang, S...

Yang Terserak Hilang Jejak

Gambar
Dalam perjalanannya, bisa dikatakan menulis tak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Selalu ada pengalaman dan rintangannya sendiri. Selalu ada liku, duka, dan kesenangannya sendiri. Tapi di sanalah letak asyiknya menjadi seorang penulis. Selalu ada ruang yang begitu besar untuk terus belajar, menjadi diri sendiri, berani menuangkan ide, menawarkan gagasan pun memberikan warna yang berbeda. Saya sendiri dalam perjalanan panjang kepenulisan lebih banyak belajar secara otodidak. Mulai serius mendalami sastra puisi sejak di dunia perkuliahan, tepatnya sejak aktif di organisasi ekstra kampus IMM Ciputat. Meski bertumbuh di lingkungan yang kental dengan dunia menulis dan literasi, serta dibekali jejak para senior dan kawan yang sangat produktif menulis di media massa, tapi saya akhirnya lebih memilih jalan sunyi. Banyak membekali diri dari buku-buku sastra yang dibaca, baik cerpen, novel, fabel, maupun puisi. Tapi tentu tak hanya buku sastra, buku dengan topik sains, sosial, budaya, sampai...