Untuk Apa Aku Malu?
Aku tak pernah malu menulis puisi
Profesi yang katanya tak berduit apalagi punya Ferrari
Tak ada sama sekali dompet terisi
Apalagi gelontoran rupiah hasil gratifikasi
Sorry
Tapi jangan salah persepsikan puisi
Darinyalah maunya iblis direm dikendali
Tak dilepas tangan bebas mencuri
Tak dibiarkan jiwa dikotori
Hanyalah pecundang yang maunya segala dituruti dipuasi
Maka untuk apa aku malu?
Akan terus kuteriakkan jiwa-jiwa bebal tak lagi tahu malu
Akan kuhunus perlawanan seribu kata memburu
Tak peduli dengan kalimat apa membawa mereka ke tengah pintu
Pintu kesadaran dan pemaafan, atau pintu keserakahan dan perbudakan
Profesi yang katanya tak berduit apalagi punya Ferrari
Tak ada sama sekali dompet terisi
Apalagi gelontoran rupiah hasil gratifikasi
Sorry
Tapi jangan salah persepsikan puisi
Darinyalah maunya iblis direm dikendali
Tak dilepas tangan bebas mencuri
Tak dibiarkan jiwa dikotori
Hanyalah pecundang yang maunya segala dituruti dipuasi
Maka untuk apa aku malu?
Akan terus kuteriakkan jiwa-jiwa bebal tak lagi tahu malu
Akan kuhunus perlawanan seribu kata memburu
Tak peduli dengan kalimat apa membawa mereka ke tengah pintu
Pintu kesadaran dan pemaafan, atau pintu keserakahan dan perbudakan
Komentar
Posting Komentar