I and Love Poems I Read to Patter of Morning Dew


I am

Not budge behind the dark cliffs imprison the night

Waiting the light tear down fallen star between moon gaze

I contemplated back worn out manuscripts of Lord were scattered

On the arrogant walls of the world and the theatrical of devotee of the relative paradise

And along with quiet was increasingly rising

Stabbing my longs chanting traces of taste in your heart niche

Increasingly deep, 

Increasing I could not get your love's lake place

Inundate the hope despite all just present silence

Melting to be struck the color of the day without light

And your heart did not like transparent of my heart

 

I have long been intoxicated your love's wine

To poison the mystery of soul and mute fragment among us

Suffice love poems that i have

Explain the verse of taste, settle tired of soul

I would read to patter of dew in the morning

In drizzle of rain and rainbow arch

Or dense clouds that were quickly marching away

And love, 

Maybe it's just a joke for connoisseur of universe

Being delusion in among brinks efusion

Again, i could only hug you in ceiling of dream

And my heart, 

Should not kill my holy love to the divine

Because of Him, 

Never stops pouring the verses of love

In the chambers of your heart and of my heart

Althought you never try to understand it

Poems and my love pen that incomplete witout your droplets love

Always... 

 

Tangerang, June 31, 2012

_____________________________________________



Aku dan Puisi Cinta yang Kubacakan pada Derai Embun Pagi

 

Aku

Diam di balik tebing-tebing gelap memenjara malam

Menanti pendar robohkan bintang jatuh di antara tatapan bulan

Kembali kurenungi mushaf-mushaf Tuhan lusuh berserakan

Pada tembok-tembok angkuh dunia dan sandiwara pemuja surga nisbi

Dan seiring sunyi kian meninggi

Menikam rinduku merapal jejak-jejak rasa di relung hatimu

Semakin dalam,

Semakin tak kudapati letak telaga cintamu

Menggenangi harap meski semua hanya hadirkan sengap

Lebur direnggut warna hari yang lindap

Dan hatimu tak serupa diorama hatiku

 

Telah lama kucandu tuak cintamu

Meracun enigma jiwa dan fragmen bisu antara kita

Cukuplah puisi-puisi cinta yang kupunya

Jelaskan bait-bait rasa endapi rimpuhnya jiwa

Untuk kubacakan pada derai embun di pagi hari

Pada rinai hujan dan lengkung pelangi

Atau awan pekat yang lekas berarak pergi

Dan cinta,

Mungkin hanya gurauan penikmat semesta

Menjadi delusi di antara terbis-terbis efusi

Lagi-lagi hanya sanggup kudekap engkau di langit-langit mimpi

Dan hatiku,

Tak selayaknya membunuh cinta suciku pada ilahi

Karena Dia,

Tak pernah henti tuangkan ayat-ayat cinta

Pada bilik-bilik hatimu hatiku satu

Meski engkau tak pernah coba mengerti itu

Sajak dan pena cintaku yang tak lengkap tanpa tetes cintamu

Selalu




Komentar

Posting Komentar

Terbaru

Latihan

Warjito (Sebuah Memori dalam Puisi)

Yang Terserak Hilang Jejak