Postingan

Bacaan Populer

Genious Writing

Konsep “menulis jenius” ( genious writing ) ini penulis formulasikan sebagai salah satu kiat kepenulisan dengan gaya bebas, namun sebaiknya tetap memperhatikan selera pasar dan pembaca yang hendak dibidik. Sederhana saja, intinya kita boleh menulis bidang apapun, asalkan kita mengetahui teori dan memiliki pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut. Salah satu penulis pesar Indonesia yang terkenal menganut konsep ini adalah Ir.Soekarno. Beliau sukses menulis banyak buku yang didukung berbagai teori dari multidisiplin ilmu, meskipun beliau seorang arsitek. Karya-karyanya antara lain : Delapan naskah Tonil (berjudul: Rahasia Kelimutu, Rendo, Julia Gubi, KutKutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, dan Dr Setan), Indonesia Menggugat (108halaman), Ilmu dan Perjuangan (126 halaman), Membangun Dunia yang Baru (94halaman), Sarinah: Kewadjiban Wanita dalam Perdjoeangan Repoeblik Indonesia (329 halaman), Di Bawah Bendera Revolusi (jilid pertama 631 halaman, jilid ked...

Wiji Thukul : Bara di Bait Sajak-Sajakmu Tak Akan Pernah Padam

Gambar
Kau tiba-tiba menghilang Di belantara pelarian tanpa ujung juang Mengendap dari rumah ke rumah mengelak dari bidik peluru yang garang Ingin segera menumpasmu dalam sekali tarikan pelatuk muntahkan peluru menerjang Kau tiba-tiba lenyap Membawa bara di bait sajak-sajakmu mewakili lantang ucap Melawan bengis tirani dengan keberanian paling siap Ajal dipertaruhkan di setiap jengkal langkah tak mengenal tiarap Meski kau adalah orator ulung yang seringkali tergagap Entah kau diculik mungkin pula dibunuh dimusnahkan Bersama cekam kerusuhan kala itu yang menyakitkan Tubuh-tubuh tumbang berserakan di medan perjuangan Rupanya reformasi datang terlalu lamban Sebelum kau benar-benar teriak di atas mimbar kebebasan Menyuarakan kembali sajak-sajakmu telah tiba di gerbang impian Hingga hari ini Hanya catatan-catatanmu yang tetap bertahan Di lorong-lorong gelap penindasan atas nama kekuasaan Menggelorakan api perlawanan Meski jasadmu tak pernah ditemukan              ...

Latihan

Gambar
  Ada yang sahur di siang hari Terang dan sembunyi tiada permisi Ada yang mencekik rokok berkali-kali Asap tengil dihempas ke udara tinggi Tak kuasa jalani puasa penuh sehari Jadi manis kilah aneka alibi Terus berulang setiap hari Balada ramadhan di negeri ini Acapkali mengguratkan sketsa ironi Niat suci hanya singgah di lidah lalu pergi Meninggalkan legam catatan hati Masih nikmatkah kelak hari kemenangan? Bila melawan nafsu hanya sebatas latihan Rasa malu berulang diterabas tak berkesudahan Sementara iblis terpingkal menyaksikan di persembunyian                                Tangerang, 17 Maret 2024

Demi Langkah Putra Mahkota

Gambar
Drama itu bernama politik Seribu cara akan diracik Demi cerita bisa ditonton asik Meski hanya berisi culas intrik Melegalkan kuasa menista etik Mahkamah itu bernama konstitusi Sesuai pesanan ia bisa dijadikan kelinci Sebab konstitusi bukanlah kitab suci Relasi keluarga bisa ubah ayat dan pasal sesuka hati Demi langkah putra mahkota melenggang pasti Air mata itu bernama tangis Ibu Suri Moncong putih merasa dilukai dikhianati Petugas partai coba gunakan caranya sendiri Bermain api dan berjudi membangun dinasti Demi terpuaskan dahaga segala ambisi Dalang itu bernama Joko si lakon durhaka Ia datang dengan status bukan siapa-siapa Namun ingin menutup cerita dengan sempurna Meninggalkan singgasana dengan kerusakan gila Sungguh menohok logika Politik dan kekuasaan memang sadis Kawan dan lawan berjarak hanya selembar kertas tipis Tapi benarkah sudah tak ada lagi pemimpin idealis? Atau malah sudah saatnya petugas partai dan moncong putih terjerembap dan menangis? Habis!!!...

Perempuan Paruh Baya dan Asap Tengil Di Mulutnya

Gambar
Seorang perempuan paruh baya Duduk santai di bawah rindang dedaunan kelapa Di sela jari tangannya sebatang rokok terus menyala Sesekali dihisapnya, dibuanglah asap tengil ke udara Dua bocah kecil nan lugu berbisik dari telinga ke telinga Ditatapnya perempuan itu dengan wajah tak percaya Tak ditemukan pemandangan seperti itu di rumahnya Tak juga ada di pelajaran buku-buku sekolahnya Perempuan dengan kepul asap rokok di mulutnya Gado-gado pesanan telah selesai untuk dibawa Sembari menatap dua bocah yang masih ternganga Kuhempaskan senyum dan berdoa Semoga kelak kalian tak kehabisan cita-cita Bila esok tabu tak lagi ada Bagi perempuan dengan sebatang rokok dan asap tengil di mulutnya                                                                    Tangerang, 20 September 2017