Adakah Jakarta mulai berpikir?

Adakah Jakarta mulai berpikir?
Melarikan diri dari segerombol prajurit banjir
Yang siaga melumat setiap jengkal tanah terakhir
Tenggelam oleh cekam rasa khawatir

Adakah Jakarta mulai tak bersahabat?
Laju waktu kian tergopoh dan melambat
Sementara tubuh-tubuh diterjang sekarat
Tertawan genang hujan dan sampah yang menjerat

Sampai di sana aku hanya bisa berdoa
Semoga Ia tak hendak menabur lara airmata
Pada napas-napas jelata di mulut kali yang menganga
Atau di kolong jembatan yang berteman bising ibu kota

Semoga . . .

Komentar

Terbaru

Yang Terserak Hilang Jejak

Puisi : Eksistensi Dialektika Nurani

Wiji Thukul : Bara di Bait Sajak-Sajakmu Tak Akan Pernah Padam