Kembali Memetik Detik Diperjamuan Ramadhan-Mu
Langsir semesta kikis usia
Seiring ekliptika hantarkan senja di langit jingga
Kembali lesap di penghujung gelap
Bersama renung jiwa di balik semburat malam yang meraja
Pada bait-bait enigma hidup
Pada leret peristiwa kecil yang terkantup
Oleh delusi dunia dan surga-surga ilusi
Membui akal guratkan cela di atas catatan kekal
Noktah dosa semakin menghitam tebal
Kini,
Lekas bersua di hadapan gapura cinta menganga
Memetik aliran detik yang teramat berharga
Kembali diperjamuan ramadhan-Mu penuh dahaga
Di ruang-ruang masjid penuh gembira
Dilembar-lembar Qur’an yang terbaca
Dibisik lapar dan haus yang menggoda
Atau sekadar dengkuran tidur yang bernilai pahala
Luruhkan ranting-ranting dosa yang lama menjadi cela
Dan kini,
Di langit-langit gelap pagi yang lelap
Tak akan lagi rayuan dusi kuasa menyergap
Menghantar aroma nikmat menampar dinding-dinding kamar
Sajikan nikmat sahur di beranda hangat keluarga tercinta
Sempurnakan niat merajut bilik-bilik hasrat
Sebulan utuh lewati duri eksamen bakti
Semoga esok kuraih luas ampunan-Mu
Di atas hamparan sajadah peraduan itu
Bertawajuh merengkuh butiran cinta-Mu
Endapkan khilaf bentangkan telaga maaf
Sucikan legam hati di hari nan fitri
Di antara kalimat salam dan senyuman rekah
Untuk kuraih hakikat fitrah
================
Puisi ini alhamdulillah dimuat dalam buku Antologi 129 Puisi Islami "Selayang Pesan Penghambaan" Menyambut indahnya bulan Suci Ramadhan.
================
Seiring ekliptika hantarkan senja di langit jingga
Kembali lesap di penghujung gelap
Bersama renung jiwa di balik semburat malam yang meraja
Pada bait-bait enigma hidup
Pada leret peristiwa kecil yang terkantup
Oleh delusi dunia dan surga-surga ilusi
Membui akal guratkan cela di atas catatan kekal
Noktah dosa semakin menghitam tebal
Kini,
Lekas bersua di hadapan gapura cinta menganga
Memetik aliran detik yang teramat berharga
Kembali diperjamuan ramadhan-Mu penuh dahaga
Di ruang-ruang masjid penuh gembira
Dilembar-lembar Qur’an yang terbaca
Dibisik lapar dan haus yang menggoda
Atau sekadar dengkuran tidur yang bernilai pahala
Luruhkan ranting-ranting dosa yang lama menjadi cela
Dan kini,
Di langit-langit gelap pagi yang lelap
Tak akan lagi rayuan dusi kuasa menyergap
Menghantar aroma nikmat menampar dinding-dinding kamar
Sajikan nikmat sahur di beranda hangat keluarga tercinta
Sempurnakan niat merajut bilik-bilik hasrat
Sebulan utuh lewati duri eksamen bakti
Semoga esok kuraih luas ampunan-Mu
Di atas hamparan sajadah peraduan itu
Bertawajuh merengkuh butiran cinta-Mu
Endapkan khilaf bentangkan telaga maaf
Sucikan legam hati di hari nan fitri
Di antara kalimat salam dan senyuman rekah
Untuk kuraih hakikat fitrah
================
Puisi ini alhamdulillah dimuat dalam buku Antologi 129 Puisi Islami "Selayang Pesan Penghambaan" Menyambut indahnya bulan Suci Ramadhan.
================
Komentar
Posting Komentar