Tentangmu Yang Telah Pergi

Merah itu menghitam
Mengantarmu pada tanah dan rumput semayam
Sementara aku tak bisa memutar waktu yang terdiam
Mengelak dari bisik pagi yang membawakan kabar muram
Tentangmu yang telah pergi bersama hatiku kelam
Bungkam

Pagi itu penuh duka
Tersengat sesal tertinggal di dinding-dinding lara
Tak sempat aku menemuimu di penghujung usia
Sementara suara beratmu selalu mengusikku selepas tiada
Teringat saat-saat terakhir kita berbagi secuil tawa
Redakan sejenak sakit di dadamu menahan batuk tak pernah jeda
Rupanya itulah
kali terakhir kita bercakap mesra
Sebelum Tuhan memelukmu damai ke dalam surga-Nya

Kawan
Bukankah engkau pernah berjanji padaku?
Akan kembali membunuh tabir mimpi itu
Bertandang lagi ke halaman kampus Ciputat dengan tekadmu
Menuntaskan ambisi Sarjana yang menggelayuti khayalmu
Sebab engkau mulai bosan tuk menunggu
Mendengarkan sindir-sindir motivasi dari bibirku

Tuhan
Mungkin Engkau terlalu cepat memberi titah
Mengambilnya sedari muda dengan serpihan kisah
Atau aku dan mereka memang tak pantas marah
Sebab rahasia-Mu adalah misteri yang tak kuasa dikilah
Semoga Engkau menjaganya dalam istana surga terindah


                  Tangerang, 07 November 2013

Sebuah puisi persembahan mengenang Warjito (Arji)

Komentar

Terbaru

Latihan

Warjito (Sebuah Memori dalam Puisi)

Yang Terserak Hilang Jejak