Biarlah Maafku Mengutuk Gulita

Nenekku
Lama sudah tak mencium tanganmu
Menyapa seperti salam masa kecilku dahulu
Rupanya engkau tak pernah lupa sayup suaraku
Meski 1 abad kian menghampiri laju usiamu
Meski gigi-gigi itu kini hanya tersisa satu

Malam ini
Baru saja kita melepas rindu dalam temu
Dengan setoples ranginang kau suguhkan di hadapku
Sembari kau kunyah berbagi kisah
Kau selipkan sepenggal petuah bekalku melangkah

Terima kasihku teruntuk cinta
Biarlah maafku mengutuk gulita
Karena tak sering menemuimu diusia senja

Semoga Tuhan masih akan menitipkan sang surya
Padamu yang telah lama mengecap pahit dunia
------
Tangerang, 9 Juni 2013

Komentar

Terbaru

Latihan

Warjito (Sebuah Memori dalam Puisi)

Yang Terserak Hilang Jejak