Tunggulah Aku Di Sana

Semburat malam
Di jalan cikokol beranjak kelam
Memapah laju roda-roda menembus temaram

Detik demi detikpun lesap
Bersama kepul rokok mengasap
Tiba-tiba resah kian menyergap
Pikirku seraya acuh pun lindap
Hanya berontak dalam sengap

Rindu ini terlalu berharga
Untuk kutukar muram durja
Seperti damai langit di sana
Berbagi kecup rembulan merona
Sembunyi di antara bias bintang meraja

Ibu
Tunggulah aku di sana
Di bait-bait cerita yang kubawa
Di beranda kerinduan yang sama
------
Tangerang, 4 Mei 2013

Komentar

Terbaru

Yang Terserak Hilang Jejak

Puisi : Eksistensi Dialektika Nurani

Wiji Thukul : Bara di Bait Sajak-Sajakmu Tak Akan Pernah Padam