Sekepul Nikmat Dunia
Asap itu
Mengurung segenap amarah paru-paru
Membunuh setiap jengkal kanan-kiriku
Di antara kelakar mengiris waktu
Di antara himpitan jemari beradu
Di sela istirahat wajah-wajah abai itu
Rokok, racun, badzir, kematian
Bukankah detik terlalu berharga?
Untuk kau tukar sebatang nikmat kepulan asap
Bukankah tubuh teramat kau lupa?
Untuk kau jaga amanat dari-Nya
Bukankah rupiah keliru kau buang percuma?
Untuk kau bakar serupa racun-racun kertas meraja
Dan bukankah nisan masih bersuara?
Tentang nyawa lekas dipenggal pisau gunting operasi
Hanya tersisa tangis yang menjadi api
Sebatang itu, sebungkus itu
Mungkin hanya sekepul nikmat dunia
------
Tangerang, 7 November 2012
Mengurung segenap amarah paru-paru
Membunuh setiap jengkal kanan-kiriku
Di antara kelakar mengiris waktu
Di antara himpitan jemari beradu
Di sela istirahat wajah-wajah abai itu
Rokok, racun, badzir, kematian
Bukankah detik terlalu berharga?
Untuk kau tukar sebatang nikmat kepulan asap
Bukankah tubuh teramat kau lupa?
Untuk kau jaga amanat dari-Nya
Bukankah rupiah keliru kau buang percuma?
Untuk kau bakar serupa racun-racun kertas meraja
Dan bukankah nisan masih bersuara?
Tentang nyawa lekas dipenggal pisau gunting operasi
Hanya tersisa tangis yang menjadi api
Sebatang itu, sebungkus itu
Mungkin hanya sekepul nikmat dunia
------
Tangerang, 7 November 2012
Komentar
Posting Komentar