Si Tua Renta

Angin malam

Melucuti tubuh
Mencabik paru-parunya yang layuh
Renta oleh leret usia kian menua
Terpahat jelas di keningmu
Benturan dan hempas kerikil-kerikil cobaan
Tergurat sudah di hitam legam bahumu
Terik mentari yang menjadi harga diri
Menyengat sabar dan syukurmu
Berjuang taklukkan getir menumpas riak-riak takdir

Dan tubuhnya adalah karang
Terkikis riak waktu
Tergilas noktah kelabu
Terhempas ke tepian abai mata tertuju

Di bawah daun rindang ia tertidur
Di selasar kotor ia terbujur
Di lelapnya malam ia tersungkur
Tercekat letih tak jemu menindih
Mendekap sekotak jualan tak habis dijaja seharian

Hingga celoteh pagi mengetuk hari
Seirama kepodang mulai bernyanyi
Sadarkan kantuk sudahi ringkuk
Kembali menantang dunia sekuat raga
Meski gontai berlari diterabas laju usia

Dan esok,
Semoga engkau tak lagi jelata
Sebelum sajak ini berhenti bercerita

Tentangmu di sana,
di sudut-sudut kota tak terbaca
------
Tangerang, 11 Oktober 2012

Komentar

Terbaru

Latihan

Warjito (Sebuah Memori dalam Puisi)

Yang Terserak Hilang Jejak