Selia kasih-Mu

Hujan ini
Membunuhku dalam gigil
Menyuling lengang jalan-jalan kecil
Membaca pesan rintik-rintik mungil
Menikmati gemericik di atas hangatnya katil

Gerimis ini
Meredam jam dalam diam
Mencekal menit dalam rumit
Menindih detik malam berbisik
Menggerutu geram tiada rembulan sudi menyilik
Menemani sunyi mengejar pijar tak jua mendelik

Rahmat ini
Mengajari jiwa mengayuh enigma
Merapal pendulum waktu terus berpacu
Menuliskan ijmal sahda cinta-Nya
Di lembar-lembar asmaraloka titik dunia
Dan selia kasih-Mu, tak akan pernah purba
------
Tangerang, 18 April 2013

Komentar

Terbaru

Yang Terserak Hilang Jejak

Puisi : Eksistensi Dialektika Nurani

Wiji Thukul : Bara di Bait Sajak-Sajakmu Tak Akan Pernah Padam