Mengapa Kembali Kau Curi Dari Mereka?
Aku titipkan lara
Pada lapuk jendela dan tembok-tembok di sana
Yang tiba-tiba runtuh menggulung nyawa
Meninggalkan isak menikam jiwa
Aku sematkan duka
Pada tanah dan lautan di sana
Yang tiba-tiba guncang melumat seisi desa
Meninggalkan tubuh-tubuh mati dihantam petaka
Aku labuhkan sendu
Pada air mata dan lautan darah itu
Yang lekas membanjiri bumi rencong dengan lautan pilu
Menyisakan trauma kelam Tsunami di tengah sendalu
Aku nyalakan api tanya
Mengapa harus kembali Kau curi dari mereka?
Durja ceria dan senyum mungil yang baru saja melukis senja
Mengubur luka lama ditelan waktu tanpa secuil jeda
Aku taburkan doa
Pada laras sunyi di atas sajadah temara
Mengabarkan enigma semesta hanyalah kuasa-Mu semata
Menyemai hikmah butiran kecil tazkirah dari-Mu Sang Maha Perkasa
-------
Tangerang, 5 juli 2013
Pada lapuk jendela dan tembok-tembok di sana
Yang tiba-tiba runtuh menggulung nyawa
Meninggalkan isak menikam jiwa
Aku sematkan duka
Pada tanah dan lautan di sana
Yang tiba-tiba guncang melumat seisi desa
Meninggalkan tubuh-tubuh mati dihantam petaka
Aku labuhkan sendu
Pada air mata dan lautan darah itu
Yang lekas membanjiri bumi rencong dengan lautan pilu
Menyisakan trauma kelam Tsunami di tengah sendalu
Aku nyalakan api tanya
Mengapa harus kembali Kau curi dari mereka?
Durja ceria dan senyum mungil yang baru saja melukis senja
Mengubur luka lama ditelan waktu tanpa secuil jeda
Aku taburkan doa
Pada laras sunyi di atas sajadah temara
Mengabarkan enigma semesta hanyalah kuasa-Mu semata
Menyemai hikmah butiran kecil tazkirah dari-Mu Sang Maha Perkasa
-------
Tangerang, 5 juli 2013
Komentar
Posting Komentar