Sepenggal Sajak Yang Baru Saja Kita Awali Sebentuk Koma

Engkau yang telah lama mengecap raudhah surga
Kembali aku terluka oleh sebilah kenangan tentang kita
Tentang detik-detik terakhir yang tak sempat aku musnahkan di penghujung senja
Mencegah remuk di tubuhmu, melawan sakit tanpa kutahu mengapa
Merampas kisah yang baru saja kita awali sebentuk koma

Kala itu pagi seperti menderas menabur laras
Mengabarkan nafasmu tak lagi setia melukis kanvas
Menuliskan bait-bait puisi yang lekas menjadi timpas
Lepas
Bebas

Engkau yang kini mengutuk malamku labuhkan terbis sunyi
Letih sudah jiwa ini lesap mencari tembuni waktu untuk kembali
Menguntai maaf yang tak sempat tersampaikan desau angin
Merenda langsir duka ketika semua hanya meninggalkan sesal
Menikam bisu
Mengantarku pada sendu

Dan bila waktu tak pernah bisa menunggu
Membunuh detik merenggut separuh pilu
Semoga doa-doa kecil ini selalu bisa mendamaikanmu
Dalam sepenggal sajak yang baru saja kita awali sebentuk koma
------
Tangerang, 30 mei 2013

Komentar

Terbaru

Yang Terserak Hilang Jejak

Puisi : Eksistensi Dialektika Nurani

Wiji Thukul : Bara di Bait Sajak-Sajakmu Tak Akan Pernah Padam