Kita Hanya Sedikit Peristiwa
Dan hujan pun mengerti
Resah bumi lelah menanti
Seribu laksa rinai hujan basuh jalanan
Di hamparan tanah-tanah berdebu
Di jalan becek yang mengusik rindu
Ada riang kembali di sana
Di rerumputan basah kini tertawa
Di antara nyanyian burung yang bermanja
Atau di lengkung pelangi yang lekas tiada
Sejenak saja hadirkan pesona Tuhan di langit senja
Dan kita pun terkadang lupa
Ada sabar yang hilang ditelan lidah-lidah kelakar
Hanya tersisa ludah-ludah si penjamah lapar
Di hutan-hutan tak lagi kekar
Di parit-parit desa tak lagi pugar
Di bilik-bilik rumah tak berdamar
Dan kita pun terkadang angkuh
Ada syukur yang tak lagi hinggap di antara tafakur
Menyelinapi sepenggal pagi dan malam sejenak tersungkur
Panjatkan bait-bait doa yang lama terkubur
Tergilas laju waktu dan irama dunia penuh lacur
Dan kita
Hanya sedikit peristiwa
Ada, niscaya tiada
------
Tangerang, 19 Oktober 2012
Resah bumi lelah menanti
Seribu laksa rinai hujan basuh jalanan
Di hamparan tanah-tanah berdebu
Di jalan becek yang mengusik rindu
Ada riang kembali di sana
Di rerumputan basah kini tertawa
Di antara nyanyian burung yang bermanja
Atau di lengkung pelangi yang lekas tiada
Sejenak saja hadirkan pesona Tuhan di langit senja
Dan kita pun terkadang lupa
Ada sabar yang hilang ditelan lidah-lidah kelakar
Hanya tersisa ludah-ludah si penjamah lapar
Di hutan-hutan tak lagi kekar
Di parit-parit desa tak lagi pugar
Di bilik-bilik rumah tak berdamar
Dan kita pun terkadang angkuh
Ada syukur yang tak lagi hinggap di antara tafakur
Menyelinapi sepenggal pagi dan malam sejenak tersungkur
Panjatkan bait-bait doa yang lama terkubur
Tergilas laju waktu dan irama dunia penuh lacur
Dan kita
Hanya sedikit peristiwa
Ada, niscaya tiada
------
Tangerang, 19 Oktober 2012
Komentar
Posting Komentar